My Anipersari...

Bulan ini tepatnya usia pernikahan kami  8 tahun.. hmmm nggak kerasa dah lama juga bunda bobo disamping ayah he he he he.

Kebetulan pas ada lomba di blognya ini  keluarga zulfadhli  , mumpung waktunya belon habis….maka bunda sekalian cerita nostalgia nih.

 

Awal perkenalanku dengan ayah yaitu dikampus jamannya dulu aku kuliah. Sebenernya aku gak kenal banged sama ayah cuma kaya nya ayah yang lebih kenal aku he he he he (GR.mode on). Maklum karena ayah termasuk orang yang pendiam sedangkan aku adalah orang yang pecicilan alias suka wara wiri di kampus. Banyak kegiatan kampus yang aku ikutin, mulai dari pencinta alam, karate sampai ikutan ngeband.. he he he he pokoknya sok keren gituh kalo zaman dulu. Jadi otomatis banyak temen2 yang tawu aku. Mungkin termasuk si ayah  he he he he.

Pada satu waktu aku baru saja putus dengan mantan pacar terdahulu. Padahal saat itu aku harus pentas ngeband dikampus untuk acara POSENI (Pekan Olah Raga dan Kesenian), untuk melampiaskan kesedihan  sebelum naik panggung aku pergi ke toilet dan nangis sekenceng kencengnya. Tapi untuk memanipulasi tangisan keran air aku nyalain segede gedenya pula. Hhhh lega rasanya kalo dah nangis dah gituh aku langsung keluar kamar mandi. ALangkah kagetnya begitu membuka pintu  wajahku berpapasan dengan wajah seorang laki laki. Laki-laki itu menatapku dengan iba.

“Kenapa kok nangis..” kata lelaki itu

“Gak gak papa..” aku langsung menghapus air mataku.

“Kan bentar lagi mau nyanyi.. kok sedih….” Katanya sok tahu gitu

Aku langsung melengos aja. Abisnya aku gak kenal dengannya.

Sampai pada saat perform dipanggung , aku berusaha tegar dan  berusaha mengatur suara biar gak goyang karena emosiku gak stabil… hmmm tapi tetep aja suasana hati gak bisa ditutupi. Akhirnya yang awalnya dijadwalkan aku nyanyi 5 lagu ternyata aku hanya bisa nyanyi 2 lagu dan sisanya dinyanyikan oleh temanku yang  lain. Aku segera turun panggung dan kembali ke toilet untuk kembali menangis. Namun belum sempat masuk toilet. Lelaki yang tadi ketemu  ditoilet langsung mengejarku.

“Kamu gak bisa menutupi kesedihan kamu…” begitu katanya. Hmmm sapah sih ini kok ngikutin aja mbatinku.

Aku langsung terhenti dan gak jadi ke toilet tapi duduk dibangku yang posisinya gak jauh dengan toilet, lelaki itu mengikutiku dan menghampiri, aku diam saja dan dia sedikit melucu untuk mengiburku. Aku mulai sedikit terhibur dengan leluconnya yang mungkin kalo aku ceritakan saat ini leluconnya gak lucu alias garing ha ha ha ha…Dari situ aku mulai mengenalnya. Ternyata dia sebenernya satu program studi dengan dia he he he sama sama anak informatika cuma emang kayaknya aku  jarang melihatnya.

Sejak saat  itu aku mulai sering berbincang dengan lelaki itu yang disinyalir bernama Heri. Aku lihat dia pendiam dan tak senang bergerombol dengan teman teman sehingga aku mudah sekali menemukanya dalam keadaan sendiri sedang membaca buku.

Aku mulai memanfaatkan pertemanan dengannya untuk mengerjakan tugas tugasku yang terbengkalai he he he..  sayang kan kalo punya teman yang pintar gak dimanfaatkan ilmunya ha ha ha (maaf ya say…)

Sampai akhirnya pada suatu malam aku mendapat telpon dari seorang wanita  yang mengaku  sebagai Ibunda nya Heri. Kaget bukan kepalang karena ternyata  beliau memintaku untuk bersedia menjadi pasangan hidup anaknya.   Aku tidak memberikan jawaban pasti tapi aku diberi kesempatan untuk berfikir.

Sebulan, dua bulan hingga 8 bulan aku baru bisa memberikan jawaban bahwa aku bersedia menjadi pasangan hidupnya setelah aku berkesempatan mengenal secara dekat.

Tahun 2003 bulan Februari  tanggal 26, kami akhirnya menikah…. Alhamdulillah karena Allah telah memberiku pendamping yang terbaik. Semoga dan semoga untuk selamanya… amien….