tentang mamah

Mamah-ku adalah ibu rumahan biasa.. bahkan cenderung gak bergaul. Jangankan Mall sama tetangga pun kalo gak perlu2 amat jarang sekali ngrumpi.
Mamahku ikut membantu bapak mencari nafkah dengan cara berjualan dirumah. Maklum Bapakku hanya pegawai negri biasa yang tak punya posisi apa-apa. Gaji-nya habis buat bayar utang kiri-kanan.
Segala kebutuhan keluarga sehari-hari mamahlah yang menanggung. Dari mulai ongkos sekolah anak-anaknya, jajan, beli buku dan bla-bla aku dan adikku lebih sering minta biayanya pada mamah. Kadang kasian juga jualan belon laku tapi aku sudah minta uang, tapi mamah nggak pernah bilang gak ada atau gak punya, mamah selalu mengusahakannya. “Bentar yah kalo ada yang beli uangnya buat kamu”, begitu uang datang mamah langsung memberikan uang untukku sebagai ongkos.
Hampir 28 tahun mamah berjualan dirumah. Bangun subuh menyiapkan dagangannya (mamahku jualan sayur yang sudah dimasak). Jam 3 subuh mamah sudah didapur untuk memasak. Siangnya mamah menunggui warung. Warung mamah tutup jam 9 malem setelah tutup mamah tidak langsung tidur tapi langsung mencuci pakaian sampai pukul 11 malam baru setelah itu mamah bisa tidur. Hampir begitulah setiap hari kegiatan mamah.
Kadang aku kasian mlihat mamah nampk cape, tapi mamah sangat menikmati kegiatannya. Sering aku minta mamah berhenti berjualan karena anak2 nya sudah besar2 dan sudah punya penghasilan sendiri walau kecil. Tapi mamah gak pernah mau alasannya. “Kalau mamah gak ada kegiatan nanti bengong aja..” hmmm aku pikir betul juga tapi kok ya keliatannya capek banget.
Ya itu lah mamah..

Sekarang, aku telah berumah tangga pun mamah masih seperti itu, bahkan tambah kerepotannya. Mamah direpotkan sama cucunya (anakku). Kembali aku nggak berdaya, alasan mamah “Masa neneknya ada kok pake pengasuh, nggak enak nanti sama omongan orang ah..” hmmm aku harus bilang apa lagi. Kadang mamah juga memenuhi semua keperluan anakku. Sudah aku larang, alasannya “Masa sama cucu sendiri gak boleh ngasih..”
Mamah.. mamah.. aku Cuma kebingungan membalas kebaikan mamah, walau aku tau mamah nggak minta itu. Paling tidak aku ingin mengurangi beban mamah…aku sudah terlalu merepotkan, tapi ternyata mamah bahagia melakukannya..
Aku bangga memiliki mamah… aku bersyukur masih bisa memeluk mamah, masih bisa berleha-leha dipangkuannya, Aku masih bisa dibelai mamah.
Terima kasih Ya Allah..
Terima kasih karena aku telah menjadi anak mamahku.. bukan mamah yang lain.



Untuk Mamah :

Goresan dihari ke-22 bulan Desember…

Aku tahu… tulisan ini tak pernah cukup untuk menggambarkan apa yang mamah berikan padaku.
Sejak aku lahir hingga kini…
Semua kasih berlimpah padaku
Mamah tak pernah lelah membimbingku
Mamah tak pernah mengeluh..

Usia mamah pun bertambah..
Kerutan mulai nampak disana sini
Nampak wajah mamah semakin lelah
Walau tak pernah terucap dibibirnya
Ingin rasanya aku usap peluh itu…

Makasih Mamah untuk smuanya
Termasuk untuk menjaga dan membimbing i-an
Sama seperti menjaga & membimbingku..…
Smoga Allah memberikan mamah kesehatan yang prima
Agar bisa tetap berdiri..
Sebagai sandaran hidupku
Tempat dimana aku melepas lelah…
yah.. karena hanya dipelukan mamah aku damai…

Selamat Hari Ibu…. mah..!